Setiap hari selalu begini, tak ada yang berubah dalam hidupku. Bangun tidur kemudian mandi, beres-beres rumah lalu masak....bosan pasti! tapi mau bagaimana beginilah hidupku. Aku tak punya kegiatan diluar rumah, orang bilang sech anak rumahan. Sekalinya keluar rumah selalu saja jadi bahan omongan. Mengapa orang orang selalu bersikap tak adil terhadapku. Padahal aku tak pernah peduli dengan apa yang mereka lakukan. Tapi mereka selalu saja memandang sinis terhadapku.
Sudah lelah aku dengan semua, tapi harus tetap berjalan karena apa mau dikata Tuhan sudah menakdirkan semuanya. beberapa hari ini aku sibuk dengan dunia baruku, aku sibuk dengan tablet kesayanganku, menumpahkan dan menuliskan segala rasa yang ada dalam benakku. Tak peduli orang suka atau tidak , aku tetap ingin menulis.
Hari ini sudah memasuki hari lebaran yang keempat, terkadang tertawa....emangnya lebaran sampai berapa hari? Bukannya cuma sehari saja, tapi sudah sampai seminggu tetap saja disebut masih lebaran. Hmm Terserah deh...hari ini menu masakan lebaran sudah habis jadi bingung mau masak apa! karena warung juga belum banyak yang buka. Akhirnya ya sudah diputuskan untuk mengeksekusi mati ayam (hahaha kasihan juga si ayam gak punya salah kok dieksekusi)....yach mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan. Lagi pula ayam peliharaan kakakku itu lumayan banyak. Hari ini Aku lagi males masak, biar si bunda aja yang masak. Bunda itu kakak perempuanku, aku memanggilnya bunda karena ikut-ikutan seperti anaknya memanggil dengan sebutan bunda. Bundaku itu punya postur tubuh yang gendut. Tapi dia tetap saja Pd karena ia merasa dirinya cantik (hadeww bener-bener PD abis si bunda ku itu).
Kerjaanya tiap hari suka banget ngomel, pusing aku mendengarkannya. Dan kalau tahu hari ini aku tidak mau membantunya memasak Dia pasti ngomel, tapi masa bodo....aku lagi benar benar males. Lagi BT dengan keponakanku si daffa (Daffa itu anak dari bundaku). Liat wajahnya saja aku malas, dia itu sungguh menyebalkan. Seandainya dia itu semut sudah aku injak (selesailah kehidupannya). Aku malas untuk menyapanya, biar saja anggap saja tidak saling kenal, aku malas punya keponakan seperti dia.Aku memang sering bertengkar dengannya, karena dia sering membuatku kesal. Tapi kali ini aku benar-benar marah. Dia benar-benar tidak punya sopan santun sama sekali terhadap siapapun, tidak dengan yang lebih tua apalagi dengan yang lebih muda. Selalu saja berbuat semaunya terlebih lagi kemarin dia baru saja merusakkan charger hp ku, tidak ada kata-kata maaf yang keluar dari mulutnya. Sungguh sangat menyebalkan. Kali ini aku gak akan memaafkannya. Lihat saja pikirku. (Aku benar-benar marah...)
masih asyik dengan tabletku, jari-jariku terus menari nari diatasnya. Lumayan sudah banyak artikel yang ku buat tapi semuanya masih dalam draf. Belum berani untuk dipublikasikan karena belum sempat aku baca ulang dan mengedit tulisan yang masih banyak kata-kata yang salah. Tidak terasa hari sudah siang, dan bau masakan bunda ku pun sudah tercium dan menggoda selera. Aku keluar dari kamarku dengan wajah agak malu-malu...yach maklum saja, aku tidak membantu memasak eh giliran sudah matang keluar deh dari persembunyian hehehe....(peace bun!!!)
hmm sepertinya enak nech, baunya saja harum banget. Jadi nggak sabaran pengen makan, kataku. Hooo bagus ya...! giliran sudah matang baru keluar pengen makan. Dari tadi kemana aja, orang sibuk di dapur gak ada yang ngebantuin (Ledek bundaku..). Bundaku memang agak bawel tapi sebenarnya hatinya baik. Maklum kedua orang tuaku sudah lama meninggal jadi dia yang menggantikan posisi tersebut, selalu saja bawel terhadap adik-adiknya. Tidak lama kemudian datang lah si daffa, mau makan juga rupanya. Aku berlalu saja, pura-pura tidak melihatnya. Sambil makan ku dengar dia minta izin ke bunda mau pergi kerumah temannya si hadi (teman sekolah dan rumahnya juga tidak seberapa jauh). Ya boleh tapi ingat jangan pulang sore-sore apalagi sampai malam...bisa bunda jewer kuping kamu ya..kata bunda ku. Siiip nda sahut daffa. Yach pergi sana ngapain juga dirumah bikin orang BT aja ngelihatnya (pikirku dalam hati).
hari sudah sore, akupun sudah selesai mandi. Balik lagi ke tablet kesayanganku, menulis dan menulis. Kulihat bunda berjalan mendekatiku. Kemana si daffa yach, sudah sore begini belum pulang juga??? Halaah paling sebentar lagi juga pulang, kataku sebal. Ya semoga saja, yaudahlah aku mandi dulu katanya. Kemudian Aku meneruskan ketikan ku yang belum selesai, tidak lama kemudian datang si Rohman tetangga ku dekat rumah. Assalammualaikum, assalammualaiku, assalammualaikum....ya waalaikumsalam, oh kamu Man...ada apa? Ini tadi saya lewat kampung baru, trus lihat ada tabrakan motor. Pas lihat ternyata si Daffa dengan temannya yang kecelakaan. Apaa??? Teriak bunda dari dalam yang ternyata mendengar pembicaraanku dengan si Rohman. Ya Allah terus gimana keadaannya?dimana sekarang? Bunda langsung panik dan langsung menangis. Tenang bun, tenang.. lebih baik kita langsung kesana. Sekarang daffa ada dimana? Tanya ku pada Rohman. Sudah dibawa ke klinik. Ayo saya antar kesana. Kamipun langsung berangkat ke klinik tersebut. Setelah sampai disana kami melihat Hadi teman Daffa. Ternyata dia baik-baik saja. Hadi menceritakan bagaimana kejadiannya, dia minta maaf pada bunda karena tidak hati-hati. Didalam ruangan ada mantri yang sedang memeriksa. Bagaimana pak?? Gimana dengan anak saya, tenang bu jangan khawatir anak ibu tidak apa-apa. Hanya lecet-lecet saja. Alhamdulillah gak kenapa-kenapa (huh dasar si daffa benar-benar bisanya buat masalah saja. Kataku dalam hati).
Kenapa bisa begini dek, tanya bunda. Daffa hanya nyengir sambil kesakitan..tadi kamu bilang hanya maen ketempat Hadi, tapi kenapa sampai ke kampung baru segala. Pake naik motor lagi. Iya bunda maaf. Memangnya tadi dari mana, kok naik motor segala? Belum sempat daffa bercerita...si Hadi masuk dan menyerahkan bungkusan palstik kepadaku. Apa ini tanyaku, sambil melihat isi dalam bungkusan.....ya Allah, ini charger...tanpa banyak bertanya aku langsung terdiam, Aku melihat ke wajah si Daffa dia tersenyum dan berkata. maaf tante, adek sudah ngerusakin charger tante, adek tadi kepasar untuk beli charger. Ya Allah Langsung kupeluk keponakanku...iya aku maafin, tapi seharusnya tidak usah beli charger, karena cukup dengan minta maaf saja pasti tante maafin. Jadi gak sampai terjadi kecelakaan seperti ini....untung saja lukanya tidak parah (dalam hati aku berkata ya Allah ternyata keponakan ku itu tidak seperti yang aku bayangkan, hanya saja aku kurang mengerti akan karakternya, dia ternyata anak yang manis)....maafkan aku ya Daffa....